"kamu ngeluh terus"
"kamu tuh kurang bersyukur"
"kamu kurangin gula makannya"
"kamu tuh geraknya lama"
dan penghakiman-penghakiman lainnya yang terus berlanjut entah sampai kapan
for the sake of my sanity, writing still the best therapy
"kamu ngeluh terus"
"kamu tuh kurang bersyukur"
"kamu kurangin gula makannya"
"kamu tuh geraknya lama"
dan penghakiman-penghakiman lainnya yang terus berlanjut entah sampai kapan
kenapa aku dilahirkan sebagai perempuan?
entah aku yang sekarang ini kurang bersyukur atau bagaimana
tetapi jadi perempuan dengan segala tekanan, tanggung jawab dan tetek bengeknya amat sangat melelahkan dan menguras segalanya
tetapi mungkin saja kan aku dikehidupan yang lalu malah berharap dilahirkan kembali sebagai perempuan. jadi, apa benar aku di kehidupan sekarang ini kurang bersyukur?
egois
kamu sibuk dengan hidupmu sendiri
kamu sibuk dengan duniamu sendiri
aku?
hidup dan masa depanku sudah patah sejak saat itu
duniaku sudah runtuh pun sejak saat itu
I sacrifice anything, secara harafiah, semuanya.
kamu terjebak dalam zona nyamanmu
dan kamu menyeret aku untuk berada dalam zona nyamanmu padahal aku tidak nyaman.
kuulangi, aku. tidak. nyaman.