Senin, 27 Desember 2010

my first cerpen XD


“besok kamu jadi jemput aku?”

“jadi dong.nanti kita berangkat bareng kesekolah-nya kan?”

“iya.yaudah kamu bobo gih”

“aku mau begadang yang.kamu aja tidur duluan”

“yaudah aku tidur duluan ya.malem sayangku”

“malem.have a nice dream ya :* ”


Huah.. besok mau dijemput sama Kevin,mesti gimana ya? Kataku galau sambil membaca kembali sms dari Kevin. Malu.Takut ketauan. Kita kan backstreet. Eh tapi gapapa deh besok kan kita dua bulanan. Pikiran seperti itu terus berkecamuk dalam hatiku sampai akhirnya aku jatuh tertidur.


Jam 6 aku terbangun. Panik. Sms semalam belum dihapus,belum mandi,belum sarapan,Kevin sudah datang. Aku langsung meluncur ke kamar mandi,mandi kilat. Dandan sebentar. Minum susu, langsung keluar rumah sambil berteriak ”Ma.. ade sekolah dulu ya.dadah”.”bareng siapa sayang?hati-hati ya”kata mama tepat ketika aku masuk kedalam mobil Kevin.
Didalam mobil,Kevin menyambut dengan senyuman hangat. Aahh~ meleleh aku dibuatnya. Bagaimana tidak,wajah putihnya sangat manis. Ditambah dengan lesung pipit serta gigi gingsulnya. Aku beruntung?..ah..tidak juga.. karena wajah serta sifatnya, banyak perempuan suka dia,sedangkan hubungan ini harus dirahasiakan agar tidak membuat mereka kecewa. Terkadang hampir aku putus asa dan minta putus.Tapi,dengan sabarnya Kevin meyakinkan bahwa tidak akan selamanya kita merahasiakan ini dari yang lain. Dan akhirnya aku bertahan, Demi Kevin.
“Hey,kok bengong? Tadi udah sarapan?”Tanya Kevin membuyarkan lamunan indahku. “Eh,hem..belom.tadi aku kesiangan tau” kataku jujur. “Aduh kasian..kamu laper ya? Di tas aku ada roti tuh. Aku beliin tadi buat kamu”. Ini yang aku suka dari Kevin, dia begitu mengerti aku. Siapa yang tidak akan melting diperlakukan seperti ini?. “Kamu kemaren kenapa begadang?” kataku memulai percakapan. “Mm..biasa,bikin proposal buat pensi nanti”. ”Oh yaudah, tapi jangan dipaksain ya ntar kamu sakit lagi” . “Hehehe.kamu lucu deh. Aku gabakalan sakit Cuma gara-gara begadang doang” katanya sambil menyubit pelan pipiku. Malu. Aku hanya terdiam sepanjang perjalanan.


Bel pulang sekolah berdering. Setelah piket aku langsung meluncur ke tangga disamping perpustakaan,tempat biasa kami janjian kalau pulang sekolah. 5 menit.. 10 menit.. 15 menit.. setengah jam sudah aku berdiri terdiam disini. Kevin mana ya? Selama setengah jam aku terus bertanya dalam hati. 15 menit lagi deh,kalo masih belom ada yaudah pulang naik bus aja. Lima belas menit berlalu. Hem,Kevin mana ya?ah paling lagi rapat osis.yaudah deh pulang aja duluan nanti tinggal sms dia aja.
“eh,temenin gue kekantin bentar yuk?” ajak Cika tiba-tiba. Aku melihat sekeliling,tidak ada orang selain aku. “gue?” tanyaku heran. “iya.ayo bentar doang kok janji”. “oke deh”jawabku setelah menimbang-nimbang selama dua detik penuh.


Dikantin,setelah menemani Cika membeli jus,aku melangkah pergi dari kantin. Ketika sedang berjalan,aku melihatnya! Aku melihat Kevin! Eh.. tapi dia kok Cuma berdua?sama cewek lagi! Eh.. tapi itu siapa ya? Itu kan Helen! Helen yang anak fotografi itu kan? Emang dia osis ya? Kayanya engga deh. Tapi kok dia nempel-nempel sih? Kok Kevin-nya diem aja sih? Kok dia malah senyum-senyum sih?. Beribu pertanyaan datang beruntun menghujam layaknya godam di kepalaku. Semua pertanyaan itu menuju ke satu titik kesimpulan : gue nungguin dia setengah jam lebih,nyoba buat berpikir positif sedangkan Kevin,malah asik berduaan di kantin bareng Helen! Helena Novemia! Ugh.. sejuta aksara tidak mampu melukiskan perasaanku saat itu. Sepuluh detik penuh aku berdiri diam.Terpaku. Membisu sebelum akhirnya Kevin melihatku di sepuluh detik paling dramatis dalam hidupku itu.
Aku setengah berlari keluar gerbang sekolah. Berdoa semoga ada bis yang lewat. Sialnya,disini sudah sepi sekali, karena hari sudah sore dan hanya ada beberapa siswa-siswi yang masih tinggal disekolah.jadi para supir bus sudah jarang lewat sini. Sementara,di belakang Kevin sibuk berlari sambil mengenakan tas dan membetulkan letak kacamatanya yang melorot. Dia langsung menuju parkiran, menjalankan mobil dan meluncur keluar gerbang. Menjemputku.
“Aku bisa jelasin” Kevin memulai. “Gaada yang perlu dijelasin” sahutku acuh. “Ayo dong kamunya masuk dulu” katanya memohon. “Kasih aku alesan kenapa aku harus masuk!” sahutku mulai tinggi .”Kamu tuh kenapa sih?! Ayo masuk dulu aku bisa jelasin semuanya” Kevin tak mau kalah. “Kamu mau jelasin apa lagi?! Semua udah jelas!” sahutku panas. “Ayo dong! Jangan gini kamunya!” Kevin mulai ikut panas “Biar! Kamu juga ga pernah mikirin aku kan?!” kataku, sementara airmata sudah berada diambang batas pelupuk mata. ”Please, Aku bisa jelasin. Kamu dengerin aku dulu ya” suaranya melembut. Karena takut menarik perhatian, aku menurut.aku masuk kedalam mobil Kevin.


“kamu tuh jahat tau ga?! Aku setengah jam lebih berdiri,Cuma buat nungguin kamu! Tapi kamunya mana? Kamu malah dikantin. Aku nyoba buat positive thinking, tapi apa? Kamunya malah berduaan sama Helen!..” sahutku memulai pertengkaran. “Gini..gini.. kamu salah paham” kata Kevin memotong omongan ku. Aku tak peduli,aku meneruskan kembali omongan ku. “Kalo kamu emang gamau bareng, Kalo kamu emang mau berduaan ama Helen, Kalo kamu gamau lagi sama aku bilang !! Jangan diem aja! Kamu ga mikirin aku banget sih!” air mata mulai jatuh satu-persatu. “Kamu diem dulu bisa ga?! Dengerin dulu aku! Pikiran kamu tuh apaan sih?! Kamu ga percaya sama aku?!” amarah Kevin memuncak dean mulai menghentikan mobilnya. ”Hu..hu..hu”aku menangis tertahan. Setengah berteriak Kevin memulai “Aku tuh ga ada apa-apa sama helen! Kamu kalo gatau masalahnya jangan asal nge-judge aku gitu! Kamu percaya dong sama aku!”. “Emangnya kamu juga percaya sama aku?! Engga kan!” aku menimpali. ”Jangan bahas itu dulu! Kita selesein masalah Helen dulu!” kata Kevin sengit. “Sama aja! Udahlah! Kamu juga ga sayang kan sama aku?!. Aku selalu mikirin kamu,tapi kamu apa? Pernah ga mikirin aku? Selalu aku yang ngerasa sayang sama kamu,kamunya mana? Sayang ga sama aku? Kamu di kerubutin sama cewek-cewek itu kamu kira aku ga panas? Aku ga cemburu? Aku panas asal kamu tau!. Kamu juga pasti gabakalan inget kalo kita 2 bulanan hari ini kan?!... yaudahlah kita putus aja!” semua kata satu-persatu menyembur keluar tanpa bisa dicegah.air mata makin deras jatuh tak tertahan. “Ooh!sekarang aku Tanya! Kamu beneran mau putus?!” Tanya Kevin setengah membentak . Aku terdiam. Sesenggukan. Menimbang-nimbang segala kenangan. “Aku.. gamau putus” jawabku lirih. Seulas senyum lega terlukis diwajah Kevin. “Aku juga gamau putus sama kamu”kata Kevin lembut seraya menjalankan kembali mobilnya.


Sepuluh menit berlalu tanpa ada yang berbicara. Mobil ini merupakan satu-satunya saksi bisu yang melihat bagaimana senyum Kevin dapat menghapus air mataku, Bagaimana tangannya yang besar menggenggam erat tanganku dan bagaimana kami akhirnya baikan. “Kamu udah tenang sekarang?” Tanya Kevin. “Iya.udah kok” sahutku senyum. “Sekarang aku boleh jelasin?” Tanya Kevin penuh harap, Aku mengangguk. Kevin menarik nafas panjang dan menghentikan mobilnya di pinggir pantai yang mulai sepi. Ternyata kita sudah berada dikawasan pantai sejak tadi. “Keluar dulu yuk” ajak Kevin sambil memakai tas selempangnya.


Semilir angin dan latar belakang laut dengan matahari yang mulai terbenam menambah romantis suasana. Mega berubah merah menandakan malam akan segera datang menggantikan sang surya. ”Kamu tau ga kenapa aku tadi sama Helen berdua di kantin?” Kevin memulai, Aku menggeleng. Kevin menarik nafas panjang “Aku inget kita dua bulanan hari ini,jadi aku manggil dia buat nanya-nanya soal ini”katanya sambil merogoh-rogoh tas birunya. Sebuah kamera menghiasi telapak tangannya. “Aku beliin ini buat kamu” katanya serius. Aku ternganga tak percaya. “Happy anniversary ya sayang” kata Kevin lembut. “Huaa Kevin makasih ya sayang”kataku sambil memeluk Kevin.
Pasir putih menjadi alas saksi cinta mereka. Diatasnya tertulis menggunakan setongkat kayu nama mereka dibingkai dengan gambar hati yang mengelilinginya. Saksi cinta mereka yang terpatri selamanya disana. Walaupun tsunami datang sekalipun dan menghapusnya. Disana tertulis. Kevin – Jono, Selamanya.




TAMAT.




Bekasi, 22 Desember 2010

Testarosa Vanya D’visa

2 komentar: