Dengan perjalanan selama 15 jam, dibawah tekanan, kelelahan, kedinginan dan sisa-sisa semangat untuk tetap melangkah.. setinggi 2050 mdpl puncak gunung tersebut berada tepat dibawah kaki kami.
Setelah makan siang, dari gerbang masuk candi gedong songo, sekitar pukul 12lewat kami memulai pendakian. Karena kurangnya pemanasan, baru berjalan beberapa langkah dengan membawa beban carrier kami cepat merasa lelah sehingga kami sering sekali berhenti untuk beristirahat. Disadari atau tidak, itu menjadi salah satu faktor mengapa kami tidak dapat menepati estimasi yang telah kami buat sebelumnya.
Setelah mulai sedikit terbiasa, masalah baru muncul: kami tersesat dijalan.
Akhirnya 3 orang tracker dikerahkan untuk mencari jalan. beberapa menit berselang, dengan bantuan tim pembimbing kami menemukan jalan yang benar dan kami pun meneruskan perjalanan hingga akhirnya sampailah kami di pos 1.
Pos 1 merupakan sebuah tempat dengan batu besar. disana kami mengambil foto dengan mengibarkan bendera kebesaran yang bertuliskan “Nebula Indonesia” dengan simbolnya. Setelah beristirahat cukup lama,kami meneruskan kembali perjalanan.
di pos 1 >w<
Sore hari menjelang magrib, kami melihat puncak, dan Zain yang mengambil alih posisi paling depan terus menyemangati kami agar sampai di atas sebelum matahari terbenam dan langit berubah gelap. Kami terus berjalan untuk mencapai puncak, namun ternyata puncak tidak sedekat apa yang kami lihat. Malam pun datang, kami masing-masing menyalakan senter dan head lamp yang kami bawa. Kami terus berjalan merapat selangkah demi selangkah sampai ke puncak
Setelah sampai di puncak, seperti tertampar, kami tersadar bahwa puncak yang sedari tadi kami lihat dan kami jadikan tujuan ternyata hanya merupakan sebuah puncak bukit. Sadar bahwa perjalanan kami masih teramat jauh, kami mempercepat langkah hingga akhirnya kami sampai di pos 2.
Pos 2 adalah sebuah tanah lapang yang terdapat banyak bekas pendaki-pendaki lain mendirikan tenda disana sebelumnya.
di pos 2 :9
Tidak berlama-lama kami meneruskan kembali perjalanan setelah sebelumnya mengambil foto dengan mengibarkan bedera. Ternyata, perjalanan malam hari tidak senyaman perjalanan siang hari karena jarak pandang yang terbatas dengan hanya mengandalkan senter atau head lamp untuk menerangi jalan setapak dihadapan kami. Kami terus berjalan hingga tidak terpikirkan oleh kami untuk mencari dan mengambil foto di pos 3 sama sekali.
Setelah berjalan lama, kami dihadapkan pada 2 jalur, kembali tracker dikerahkan untuk mencari jalan. Kali ini Raka dan Dimas yang turun untuk mencari jalan sementara yang lain menunggu dan beristirahat. Karena kelelahan dan menunggu tracker tak kunjung kembali, kami semua tanpa disadari jatuh tertidur hingga akhirnya kami dibangunkan oleh tim pembimbing karena sudah teralu lama kami tidak bergerak dari tempat tersebut.
Kami yang baru membuka mata mendadak jadi panik karena sadar tracker masih juga belum kembali. akhirnya, kami meminta bantuan pada tim pembimbing untuk menentukan jalur mana yang harusnya kami pilih dengan imbalan reward milik Raka-walaupun Raka sendiri tidak ada ditempat karena sedang mencari jalan-. Sambil terus menerus meniup peluit, akhirnya kami bertemu kembali dengan Raka dan Dimas. Kami melanjutkan perjalanan melewati track turunan kemudian track menanjak dengan medan yang sangat terjal,berbatu dan curam, lalu akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat.
Di tempat istirahat awalnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda, karena keaadan anggota tim dirasa sudah tidak memungkinkan. Saya dan vita yang sudah kedinginan dan kelelahan berjalan dengan membawa carrier serta Ali yang sudah mengantuk dan anggota lain yang memang sudah kelelahan semua. Hanya Raka dan Dimas yang terus menerus menyemangati kami untuk melanjutkan perjalanan, untuk terus melangkah. Jujur saat itu saya sudah merasa hopeless sekali . Semua sudah campur aduk antara dingin,lelah dan mengantuk. keinginan untuk beristirahat yang sangat besar serta keinginan untuk tetap menepati estimasi yang tak kalah besar terus menerus berkecamuk.
Perasaan tersebut campur aduk dan semakin membuat saya down hingga 'berdiri di puncak gunung ungaran' yang menjadi tujuan kami mulai saya pertanyakan.
Bisakah kami semua sampai sana dengan kedaan yang seperti ini? Berapa jauhkah puncak tersebut? Bagaimana jika nanti ada yang tumbang ditengah perjalanan? Untuk apa kami sampai dipuncak jika salah satu anggota tim ada yang tumbang karena terlalu memaksakan diri? Pertanyaan-pertayaan yang seolah tidak ada jawabannya. Air mata mulai mengambang di pelupuk mata, tetapi dengan sekuat tenaga saya tahan agar tidak jatuh. Karena saya tidak ingin membuat teman-teman yang lain ikut down dan lebih karena saya tidak ingin dinilai lemah dan manja dalam situasi seperti ini.
Kemudian, setelah diberi tambahan nasihat dan motivasi oleh tim pembimbing yang mengatakan bahwa puncak sudah sangat dekat dari sini, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Semua carrier dibongkar ulang dan daypack dikeluarkan. Khusus Saya dan Vita,beban kami dikurangi. Sebagian beban kami dimasukkan ke masing-masing daypack dan daypack tersebut dibawa oleh teman-teman yang lain. Dengan beban yang sudah dikurangi, kami melanjutkan pendakian.
Sepanjang pendakian ini kami lebih banyak diam dan sifat asli kami perlahan mulai muncul. Kami terus menerus berjalan dengan tim pembimbing yang berada didepan. Kami tidak lagi banyak berhenti untuk beristirahat, kami berjalan mengikuti mereka dan mengejar bayangan mereka. Kami berjalan kurang lebih dua jam tanpa berhenti hingga akhirnya kami sampai di puncak bayangan dan puncak ungaran pun mulai terlihat. Kami terus mengejar puncak tersebut tanpa berhenti, kami kembali berjalan menerobos apapun, bahkan kubangan air yang dinginnya menggigit dan tingginya lebih dari mata kaki pun tetap kami terobos. Kami terus berjalan hingga akhirnya sampailah kami beberapa langkah dari puncak ungaran yang menjadi tujuan kami semua. Saat itu pukul 02:48 dan ditempat tersebut saya hanya bisa duduk terdiam. merenungi semuanya. mati matian menahan air yang sudah mengambang di ujung kedua mata. Terdiam dan tidak dapat berbuat apa-apa, sedang yang lain sibuk mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, Saya dan Vita masuk tenda dan mulai menurunkan carrier , membersihkan tenda seadanya dan menata alas untuk segera tidur. Kaki yang basah menambah dingin yang kami rasakan. Kami kedinginan hebat sampai kaki kami mati rasa dan sleeping bag yang kami kenakan seakan tidak ada efeknya. Kami semua akhirnya jatuh tertidur. Sudah tidak ada lagi yang berpikir untuk tidak tidur demi melihat dan menembak sunrise yang merupakan target yang diberikan oleh panitia.
Kami semua akhirnya betul-betul gagal menembak sunrise dipuncak ungaran, kami baru terbangun pukul 7 dan matahari sudah berada diatas. Akhirnya kami yang masih mengantuk dan kelelahan tetap mengambil foto-foto dipuncak setinggi 2050 mdpl tersebut dengan mengibarkan bendera kebesaran nebula Indonesia.

purba (baca: Vita), the wonderest woman :3 muahahaha
Walaupun banyak sekali kesalahan dalam pendakian pertama kami, tapi saya pribadi merasa sangat sangat puas. Ada kebanggaan tersendiri dalam diri saya, walaupun keadaan tubuh saya bisa dibilang yang paling lemah, tetapi saya dan Vita ternyata sanggup sampai di puncak dengan tetap membawa carrier masing-masing ( walaupun bebannya sudah dikurangi :p ) dan tanpa masuk tenda panitia sama sekali :D .
Walaupun banyak panitia mengatakan bahwa tim kami sangat buruk,egois, tidak kompak tetapi saya merasa sebaliknya. Biarlah toh itu hanya pedapat mereka, mereka berhak mengeluarkan pendapat secara bebas. Karena menurut saya, mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka sebagai orang luar yang pastinya berbeda dari saya yang berada dalam tim tersebut. Pandangan yang hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh kami, para anggota tim.
Saya pribadi merasa senang dan bangga memiliki tim seperti ini, apapun yang mereka katakan. Words can’t bring us down. Tim ini mulai memberikan pengaruhnya terhadap kehidupan saya. Mereka mulai melengkapi hidup saya dan saya senang karena mereka pernah dan akan mengisi hidup saya. Saya sayang mereka, keluarga baru saya <3
salam lestari (:
ckckckckck
BalasHapusaku ditengah
aliiiii!!!!!!! hahahaha ({}) mau bikin pas prjalanan ke samin ah :3
BalasHapusaku tunggu ya perjalanan ke samin ... ntar aku komen dah
BalasHapusFOLLOW blog ku dong ca
nah aku yo daritadi mau follow..tapi gak ngudeng caranya T^T kasih tau duumzz u,u
BalasHapusliati blog mu li bener kaya gitu gak? :o
BalasHapusbener ca , sip dah (y)
BalasHapus