Keluarga tanpa darah
Agak sedikit lucu sebenarnya,
bagaimana sebuah ikatan dapat terbentuk justru dari hal yang paling tidak
menyenangkan. Dari dendam, kucuran keringat, makian, lumpur, tekanan, sindiran
bahkan tembakau yang dibakar. Mungkin kesamaan hobi, pikiran, pandangan, tekad
yang membuat kami berkoloni di satu tempat. Lucu bagaimana sebuah ikatan sekuat
ini dapat terbentuk bahkan tanpa kesamaan darah yang mengalir di masing –
masing vena kami.
17 kepala kami bernaung dalam
sebuah rumah. Rumah kami bercat biru putih, beratap merah dengan putih di
tepiannya, jendela kami adalah sekumpulan garis yang saling bertautan membentuk
tiga buah sudut. Selamat datang di rumah kami, aku siapkan karpet merah didepan
pintu putih kami teruntuk kamu, yang sedang membaca tulisanku ini
mungkin berlebihan, yah tapi setidaknya ini menurutku.
Aku mencintai setiap jengkal rumah ini, setiap petak lantai, setiap
sudut langit – langitnya, setiap tepi dan setiap guratan didalamnya. Aku tidak
hanya mencintai rumah ini, aku bahkan mencintai setiap anggota keluarga ini,
setiap detak jantung mereka, tiap helai rambut mereka, tiap hembus nafas mereka
walau semerbak rokok dimana – mana
Aku, ragil yang sebentar lagi mendapat adik baru-dalam satu periode
waktu kedepan- mempunyai enam belas kakak. Mereka dengan kerumitan mereka
masing – masing, mereka dengan kehidupan mereka masing – masing.
Aku sayang mereka, jika terjadi
sesuatu dengan salah satu dari mereka terlebih aku penyebabnya, aku tidak akan
berpikir dua kali, apapun untuk mereka. Sekalipun harus meninggalkan rumah ini.
Mencegah memang selalu lebih baik bukan?
Teruntuk kepala
divisiku, aku mohon maaf yang sebesar – besarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar