Kamis, 22 November 2018




for being you, for not leaving, for let him grow, for loving us,
thankyou.
couldn't ask for more. im a happiest 24yo pregnant wifey on this whole earth.


Sabtu, 17 November 2018




disebar biji biji disemai menjadi api selamat datang di samudra ombak ombak menerpa .
.
.
rekah rekah dan berkahlah !


Rabu, 07 November 2018





rasa rasanya ingin pergi yang jauh
pindah
memulai yang sama sekali baru


Kamis, 01 November 2018



hehehehe
7 hari ini saya bahagiaaaaa sekali, bisa bangun sampe siang, tidur sepules pulesnya, sepuas puasnya, dan bagian terbaiknya adalah terbangun disamping kamu, mas suamik! ❤




Selasa, 16 Oktober 2018

Minggu, 14 Oktober 2018



ntah kapan aku bisa memaafkan diri sendiri dengan seikhlas-ikhlasnya, melepaskan rasa sesak ini dengan sebebas-bebasnya.

ntah kapan akhirnya aku bisa kembali merasakan bahagia dengan sehidup-hidupnya, dan tersenyum dengan sebenar-benarnya.



Rasanya seperti ditenggelamkan paksa, jauh dari zona nyaman yang diatas sana runtuh tak beraturan.


Sabtu, 13 Oktober 2018





rasanya seperti saya tidak pantas mendapat kebaikan dalam bentuk seperti apapun,
sekecil apapun
rasa rasanya ingin mengeluh, ingin sekali dimengerti,
tapi kan "ya salah sendiri"

he he





kepada puan dibalik cermin
aku berdoa kalian tetap kuat, bertumbuh dengan sehat, dan semoga bahagia



Ah sungguh, berpura kuat itu amat melelahkan


Kamis, 11 Oktober 2018




selamat malam, tuan di belahan bumi bagian sana
jarak tidak pernah sejauh degup
dan rindu tidak pernah sesederhana rengkuh


Minggu, 07 Oktober 2018


Jangan gini, gaboleh gitu, kamu harusnya gini, ah iya kaya gitu ngga baik


Lelah.
Ada titik titik dimana rasanya pengen jadi teripang aja

Sabtu, 22 September 2018

Rabu, 12 September 2018

Blessed


Ntah ini konspirasi semesta atau bagaimana,
Apa kamu sadar, kalau setiap fase-fase genting kita bicarakan saat senja tiba?

Kemarin,
Langit sore sedikit banyak berperan meneduhkan perasaan kami yang sama-sama berkecamuk hebat.
Masing-masing dari kami mencoba kuat, untuk menguatkan yang lainnya.

Hari ini, esok
Ombak besar menunggu didepan,
Angin besar pun siap menerkam.
Tetapi sayang,
Kamu punya aku seperti aku punya kamu.
Kita berdua, tambahkan Allah, insyaallah sampai.


Jingga,
Terimakasih untuk tetap tinggal.
Aku bersyukur itu kamu.
Aku bersyukur,
Sangat.


Selasa, 11 September 2018


"jangan bercanda,
kamu benar-benar tidak tahu bagaimana selera humor Tuhanmu"


Senin, 10 September 2018

Senin, 13 Agustus 2018

Minggu, 29 Juli 2018

sungguh aku bukan penerka yang baik



dengan yang bagaimana lagi,
supaya tersampaikan

sungguh aku bukan cenayang
karena sungguh,
sungguh - sungguh aku tak tahu


Selasa, 17 Juli 2018


Baiklah, terbaring tanpa kegiatan apapun cukup membuat frustasi ternyata hahaha.
Siang ini akhirnya aku memutuskan untuk membuka timeline line, tak ada yang menarik, sampai aku melihat salah satu postingan yang di-like oleh salah satu adik tingkatku. I'll share you guys



Jarak

aku melihat jarak
antara nyawaku dengan percakapan dihadapanku
dengan ratusan wajah yang berlalu-lalang
saling tertawa dan berduka atas hal yang entah apa

aku meihat jarak
antara aku dengan mata mereka yang jatuh hati
dengan narasi yang dibangun perasaan dan mimpi indahku yang selesai terlalu pagi

aku melihat jarak
antara jiwa dan keselamatanku sendiri
antara peluk dan keredupan kecil yang jauh didalam diriku

aku melihat jarak
antara aku dengan diriku sendiri
di mana keduanya saling menanti untuk berkata:
"kita pasti bahagia."
.
"kita coba lagi esok hari."


Jumat, 29 Juni 2018

(takut) tersesat



diantara bias-bias penafsiran belakangan ini, dengan pemahaman yang amat sangat terbatas,
aku henti ditengah jeda untuk tidak henti berbisik sungguh-sungguh,

tunjukkanlah kami jalan yang lurus
tunjukkanlah kami jalan yang lurus
berulang-ulang.


reflect

Bekasi, 29 Juni 2018
Kamar tidur, sekitar pukul 11 malam lewat

Kamar tidurku tidak luas, hanya berapa kali berapa meter. Tapi yah, ruang ini lebih dari cukup sebagai tempatku merefleksi diri.

Ntah memang sudah waktunya atau ntah apapun alasannya, saat ini aku butuh bicara dengan diriku sendiri. Merefleksikan apa saja yang sudah kuperbuat sejak "sesi bicara"ku yang terakhir. Seperti yang kalian tahu, tidak pernah mudah bagiku melakukan "sesi bicara", karena aku tidak suka dan suka-dalam waktu yang bersamaan- berbicara setelanjang ini dengan diriku sendiri.

Beberapa waktu belakangan ini setidaknya ada tiga temanku yang sedang bermasalah dengan kisah percintaannya, dan aku berusaha menjadi pendengar yang baik. Sialnya, aku sering kali melewati batasan "pendengar" itu, aku malah dengan soknya menjadi "pemberi nasihat" atau lebih buruk lagi, menjadi "komentator". Sebenarnya sudah ada sepercik perasaan tidak nyaman saat menyadari aku melewati batas walaupun rasa itu masih bias, sampai akhirnya tadi Jingga juga memberitahu dan menasihatiku. Dan setelah aku coba berpikir panjang, benar bahwa ternyata harga melewati batas itu bisa jadi mahal, karena bisa saja hubungan pertemanan kalian merenggang. Ah Genap sudah penyesalanku. *sigh*
Lesson learned.

Beberapa waktu belakangan ini juga aku merasa kemerungsu lagi, aku merasa terburu-buru. Aku ingin beribadah dengan tenang, meresapi setiap detiknya. Tidak hanya mengaduh dan merengek, tetapi juga bertasbih. Bercerita seada-adanya dan selengkap-lengkapnya. Bersujud tidak hanya meminta, tetapi juga bersyukur, dan, 
memohon ampunan.

Aku ingin jadi manusia yang baik, sebagai teman, sebagai anak, sebagai saudara, sebagai pasangan, sebagai kakak, sebagai adik, sebagai sahabat, sebagai orang asing, sebagai wanita, sebagai kolega, sebagai yang lebih tahu, sebagai yang tidak lebih tahu, sebagai sesama manusia, sebagai buah karya, sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Segalanya.
Sungguh aku ingin jadi manusia yang baik.

Caranya?
Menemukan cara setelah terlebih dahulu mendefinisikan dan menemukan titik akar adalah bagian terakhir dari "sesi bicara"ku. Dan hei, ini rahasia. Jadi, mari cukupkan.

Selamat pagi semesta



Dan ah, selamat memejam, Jingga

Senin, 25 Juni 2018

Saat tiba waktu Dhuha


Bapak tua itu setiap hari berpakaian rapih lengkap dengan senyum yang mengembang diwajahnya.
Sembari berdiri menjaga lapak kecilnya dia menyapa semua yang lewat, termasuk aku.
Aku tidak banyak tahu tentangnya, bahkan namanya pun aku tak tahu.
Hanya satu yang aku tahu pasti,
Lapak reparasi jam miliknya itu, jelas tidak lebih besar dari semangatnya untuk bertahan di Ibukota ini.

Bapak reparasi jam itu sering terlihat di trotoar pejalan kaki didepan gedung kantorku,
Kecuali saat tiba waktu dhuha.
Aku tidak banyak tahu tentangnya,
Ntah bagaimana perjalanan hidupnya hingga ia bisa terdampar di rimba beton Jakarta,
Ntah seberapa berat bebannya,
Ntah apa alasan dia hingga masih bertahan hingga saat ini.

Tetapi mungkin,
Mungkin saja, ia mendapatkan ketenangan baru saat serentetan ayat-ayat baik itu mengalir bersama sisa tetes wudhu disela-sela helai rambut putihnya,
Atau mungkin saja, ia merasa dirinya kembali utuh saat lantunan-lantunan doa terpatri disela-sela guratan wajahnya.

Ntah apa isi doa panjang bapak tua reparasi jam itu, saat pagi hari ini kulihat ia bersimpuh sendirian di masjid yang lengang,
Saat tiba waktu dhuha.


Selasa, 12 Juni 2018

Kamis, 07 Juni 2018

Dan semoga kita tak sesemu yang sudah-sudah


Semoga
Aku dapat menjadi sebaik-baiknya teduh saat kamu penuh peluh

Semoga
Kamu dapat menjadi sebaik-baiknya pemimbingku melangkah

Semoga
Kita dapat saling menggenapkan apa yang masing masing kita sebut separuh

Selasa, 05 Juni 2018


kangen gak ngobrol sama aku?

aku kangen sama bibirmu yang gak bisa diem itu. yang terus menerus bergumam itu. yang bawel cerita apapun yang kamu rasain, yang kamu alamin, yang kamu pikirin

aku kangen jadi pendengar nomor empatmu

aku juga kangen mau cerita-cerita lagi sama kamu. Kamu masih mau dengerin aku kan?

sini, senderan sambil cerita-cerita lagi sama aku. Aku gak ketiduran deh. Beneran


Sabtu, 02 Juni 2018

meraba rasa


Kalau kamu punya waktu,
Cobalah menyimak sekitar
Karena pada kenyataannya, cinta, masih banyak bisik-bisik yang belum kamu raba

Kalau kamu tak punya waktu,
Cobalah sempatkan sebentar
Karena suara-suara dalam hati dan kepala itu, cinta, masih menanti untuk kamu rasa



Jumat, 01 Juni 2018



"Yaaaa, dan yg paling penting kamu harus YAKIN kalau kamu MAMPU melalui ini dan BELUM TENTU apa yang kamu cemaskan saat ini akan terjadi ca"
- velda


my lately 2 a.m thought



Beberapa malam (udah masuk pagi deng) terakhir ini sering keinget kata-kata rindu yang udah setahunan lalu kalo gasalah, kira-kira begini:

R: mungkin ada yang salah dari cara lo sayang sama orang cong

Dan aku sebenernya terus terusan mikir, sampe sekarang. masa iya salah? kenapa? apa yang salah? dimana salahnya? harusnya gimana?

Belakangan memang rasanya aku jarang sekali "mengunjungi" diriku sendiri untuk sekedar bicara empat mata. Jadi yasudah, aku putuskan untuk berbicara dan berdamai. Banyak hal yang jadi bahan diskusi, salah satunya anxiety.

Aku gapernah menanganggap ini sebagai suatu hal yang serius sampai hal ini benar-benar menggerogoti dan menganggu hidupku belakangan. Iya, aku mengalami salah satu 'titik terbawah'ku beberapa minggu lalu, jangan ditanya segimana berantakannya bentukanku waktu itu. Sampai akhirnya aku menghubungi velda, teman sekosku dulu, dia anak psikologi ngomong-ngomong. Dan rara, tentu saja.

Rasa-rasanya aku tau sebabnya apa. I'm completely lack of self-love.
Selama ini aku gak lepas lah dari self-blaming, self-hurting, ngerasa gak percaya diri, gak cukup baik buat orang lain, not worth enough to fight. Rasa-rasanya aku dikerdilkan sama diriku sendiri.
Toxic.

It feels like mau kamu berusaha meningkatkan kemampuan dan menjadi lebih baik sejungkir balik apapun, tetep rasanya kaya gaada ampasnya, tetep kosong. percuma. sia-sia. lenyap. Karena gak dilandasi sama rasa sayang. Kamu gak sayang ca sama dirimu sendiri. Slap me right to the point.

Sama diri sendiri aja belum selesai, gimana sama orang lain?

Gimana bisa sih ca, kamu sayang sama orang kalo kamu ga sayang sama dirimu sendiri?
Itu, selama ini udah berkali-kali aku denger, pernyataan paling halahalaahh menurutku..tapi sekarang kayanya aku mulai bisa liat benang merahnya

So, here I am.
Mencoba memaknai dan mee.....manifestasikan(?) self-love.
Aku ingin menjadi orang yang selesai dengan dirinya sendiri. 
Agar bisa menjadi sebaik-baiknya tempat bertumbuh, tempat kembali, tempat berpijak. utuh. untuk orang-orang yang aku kasihi.

Oh, katakan saja aku berlebihan, tapi toh semua orang punya medan perangnya masing-masing.

the perks of bettering myself, wish me luck!

Aku bakal nulis lebih lanjut tentang self-love anw, maybe next day
.
.
. ummm hehe next week will be great.

Minggu, 27 Mei 2018

dobrak



"kamu punya banyak waktu dan cara, kamu cuma belum dobrak dinding itu"


Rabu, 23 Mei 2018



cause you are so bright
and now i'm blinded by
the magic in your smile

Jumat, 18 Mei 2018



kuberitahu sesuatu,
aku akan terus berjalan dan bisa saja meninggalkanmu kapanpun.
jadi, kenapa kamu tidak pergunakan sebaik-baiknya saat kamu masih memilikiku?
perlakukan orang-orang yang kamu sayang, atau setidak-tidaknya, orang-orang yang sayang sama kamu, dengan sebaik-baiknya?
ambil dan jalani setiap kesempatan yang kamu dapat, dengan sebaik-baiknya?
bahagia, dengan sebahagia-bahagianya?
hidup, dengan sehidup-hidupnya?
.
.
kuberitahu sesuatu,
aku tak setuju dengan penyair kondang itu,
bagaimana bisa? karena yang fana adalah kalian.
aku abadi.


- waktu

Kamis, 17 Mei 2018

semangkuk sup hangat


Ramadhan 2018, Sahur hari kedua.


Sudah menjadi tradisi dimana ibuk akan selalu masak sup saat salah satu diantara kami sedang tidak enak badan. Dan ibuk, ntah mengapa memutuskan masak sup untuk sahur hari kedua ini.

Diruang tengah sudah tersedia nasi, sup, tempe goreng, sambal kecap, kerupuk, lima buah piring dan satu buah mangkuk. Supnya sengaja aku diamkan dulu di mangkuk putih itu, terpisah dengan nasi. Ibuk hapal betul dua diantara segambreng kebiasaanku, tidak bisa makan panas dan tidak suka makan nasi dicampur satu dengan makanan berkuah banjir.

Agak berbeda, kali ini ibuk membuat sup bukan dengan ayam. Ibuk mengganti ayam dengan bakso. Siapa peduli? Toh tidak menghilangkan esensi ke-sup-an itu sama sekali. Kami tak ada yang protes, terus menyantap sampai tandas. Ah, nyaman sekali rasanya diperut.

Persis setelah makan, aku memutuskan untuk tidak langsung kekamar. Aku masih disana, diruang tengah. Menyaksikan kakak dan ayahku guyon perkara buka puasa perdana sore kemarin. Seperti tersadar, aku menoleh. Ternyata sedari tadi ibuk menatapku. Tak bertanya apapun, lalu tersenyum. Sepintas saja. Seakan mengerti segalanya. Padahal, tak pernah aku cerita apapun padanya betapa beberapa hari belakangan ini amat sangat menguras tenaga, pikiran dan hati. Tapi ia mengerti. Ia selalu mengerti. 

Tidak dingin, tidak juga panas menyengat
Semangkuk sup hangat ini, menyembuhkan
Sepintas senyum hangat itu, menguatkan


Rabu, 16 Mei 2018


"aku takut baca tulisanmu yang buruk buruk tentang aku"


Bagaimana mungkin?
Berkeinginan untuk sengaja menyakitimu barang segores pun tak terlintas. Tak perlu khawatir, aku tak akan menulis hal buruk tentangmu. Percayalah.

Kamis, 10 Mei 2018

Sempat



sebab aku masih belum mengerti,
perkara beda sempat dengan menyempatkan
atau beda luang dengan meluangkan

perihal rindu



Percakapan kita yang sederhana itu,
yang kita mulai dari pemantik sesederhana
"how was your day?aman?"
Iya, sesederhana apapun jawabanmu dan jawabanku yang memang sengaja kita luangkan di sela-sela rebah,
setelah lelah yang seharian.


Rabu, 09 Mei 2018

Larik




Genap sudah delapan puluh lima menit aku berada di halaman ini,
Ditemani kata yang aku ketik, hapus, ketik, hapus, berulang kali

.

Aku tergagap menjabarkan rasa
Berbisik memintanya untuk menjelma larik aksara

Perkara keinginanku untuk menjadi bumi
Atau perkara mendoakan keselamatanmu -yang percayalah kasih- tak akan pernah selesai

Sialnya akupun turut mengamini,
larik - larik pak sapardi
Karena tak ada kata yang paling cinta,
pasrahkan saja dalam doa

Selasa, 01 Mei 2018

kepada kamu, yang belakangan cepat terlelap


Bagaimana mungkin,

Bagaimana mungkin aku tidak pulang kepada kamu, saat kamu memilih untuk menerangkan dan menunjukkan jalan sedang yang lain memutuskan untuk membiarkan menerka dalam gelap?

Bagaimana mungkin aku tidak bertahan kepada kamu, saat kamu memilih untuk tinggal sedang yang lain memutuskan untuk pergi dan menghilang?

Bagaimana mungkin aku hanya sekedar kepada kamu, saat kamu memilih untuk berbagi mimpi sedang yang lain memutuskan untuk tidak melibatkan?

Bagaimana mungkin aku berhenti berjuang kepada kamu, saat kamu memilih untuk mengajak membasuh legam dan berproses bersama sedang yang lain memutuskan untuk menepi dan membasuh sendiri?
.
.
.
dan sayang,
Bagaimana mungkin aku tidak berusaha sebaik baiknya menjadi pilihan terbaik, saat aku sudah dipilih kamu?


Jumat, 13 April 2018

Hukuman


Setelah semua yang kamu abaikan,
Setelah semua yang kamu sepelekan,
Setelah semua ujian yang diberikan,
Justeru aku merasa paling dihukum
bukan sebab merasa tidak adil, atau sebab datang yang secara tiba tiba
Tapi sebab, setelah betapapun berantakannya, Ia tetap mencurahkan segala kebaikannya padamu. tetap jalanmu dipermudah. tetap diberikan pilihan. tetap diberikan kesempatan.

Itu,
Hukuman terberat
..versiku sih.

Selasa, 10 April 2018




jetlag
lack of sleep
culture shock
sea of acid in your belly
----------------------------------------------- +
BAM !


Minggu, 25 Maret 2018


bdg, 24/3/2018


"gini gini, banyak orang yang beda banget cuy dia lagi kaya biasa sehari-hari sama dia kalo lagi naik gunung. kan katanya kan di gunung sifat asli orang keluar"

"iya. jangan jauh-jauh deh, aku aja bisa beda kalo diatas"

"aku mau liat sifat aslimu"

"mendakilah denganku"


Minggu, 18 Maret 2018



.
tak apa,

sekali ini kamu boleh bebaskan segala tangis,

karena terkadang kamu tak harus membendung segala sesak,

dan biarkan saja ia bermuara



dan semua kata-kata ini
berakhir dengan saling menghambur didalam lorong-lorong kepala,
surut dan nirmakna.
terjegal dan tersungkur dalam langit-langit kerongkongan,
luput dan terasingkan.



.
membias deras,
tempias.


.
terkadang bungkam
terkadang meracau,
sampai kacau.
.
terkadang dingin
terkadang hangat,
keduanya sama, menyengat.



Senin, 05 Maret 2018

ma kind of mood booster





"ini aku udah gabisa mundur lagi cuy"

"gapapa, aku disampingmu bro. aku temenin"


Rabu, 28 Februari 2018


Jika kita hanya mencapai kejahilan,
maka kita akan terkurung dalam penjaraNya

Jika kita mencapai gerbang pengetahuan,
maka kita akan memasuki istanaNya

Dan jika tertidur,
kita mabuk olehNya

Jika terbangun,
kita dicengkram oleh tanganNya

Jika meratap,
kita adalah pembawa kemurahan yang berasal dariNya

Dan jika kita tertawa,
ketika itulah kita jadi kilatan cahayaNya

Dan jika gusar serta melawan,
itulah isyarat dan kemahakuasaanNya

Dan jika merasa tenteram dan damai,
itulah syarat dari kasih sayangNya


Siapakah kita didunia yang membingungkan ini, sedangkan Dia tegak sendiri bagaikan sang Alif ?

Kita ini bukan apa - apa,

Bukan apa - apa.




- Rumi, Masnawi.

Rabu, 21 Februari 2018

Jakartans



Jadi sekarang aku disini, didepan gerbang masuk Fx Sudirman. Sore abu-abu karena habis hujan. Janjian ketemu sama mas pacar hehe. Barusan aja turun dari moda transportasi paling cihui abad ini: gojek. Dengan mata yang masih kiyip kiyip setelah pules tidur dimotor (jangan ditiru genks) laper, eh liat ada orang bawa mendoan bumbu pecel langsung ngiler. terus beli. terus makan sambil bediri, senderan tembok disamping kumpulan mas - mas kongkowers yang lagi nyeruput kopi yang masih ngepul di gelas plastik sambil udat udut.

Pikiranku mengawang? Ah retoris! bagaimana tidak? tentu saja pikiranku mengawang.
Jadi, apa sebutan buat warga jakarta? Jakartans? Jakartanians? Hahahahaha!

Jakarta, gaada abisnya ngomongin kota metropolis satu ini. Ibukota dengan segala kekompleksannya.
Lengkap dengan semua gemerlap dan lukanya yang menganga.
Warga jakarta -kita sepakati saja jadi 'jakartans'- itu lucu lucu. Serius.
Ada yang garis keras, ada yang cuek, ada yang baru pulang kerja, ada yang baru mulai main, ada yang pake sweater gede gede rambut dicat kuning, ada yang retro, ada yang kaya mau fashionshow, ada yang santai, ada yang dikerjar waktu, ada yang linglung, ada yang ngobrolin politik, ada yang curhat sampai bisik-bisik, ada yang harap harap cemas dagangannya masih banyak, ada yang menikmati hidup dengan makan mi ayam sambil kakinya diangkat satu. Ah juara!

Liat mereka sekarang ini lagi berseliweran disekitarku, kira-kira apa yang ada dipikiran mereka?

Jakartans, individu yang sibuk dengan pikirannya masing-masing. sibuk mondar-mandir. sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. dan yang pasti, sibuk dengan segala aplikasi chatting dan drama permedia sosialan di gadget yang mereka pelototin sampai terbungkuk - bungkuk itu.

Jakartans, masing masing individu sibuk inilah yang turut menyusun kompleksnya ibukota, membentuk Jakarta menjadi seJakartanya Jakarta.

Sementara aku?
Sibuk dengan mendoanku, tentu saja.


Sabtu, 17 Februari 2018




Tubruk aja, cukup. Gaperlu yang aneh-aneh. Aku suka. Sangat.

Terimakasih banyak, mas ❤

Minggu, 04 Februari 2018

semanusia manusianya manusia.


pasar tumpah ruah, Jakarta 04/02/2018.

setiap manusia munafik pada dasarnya.

terus berbuat kesalahan, tapi terus menginginkan kebaikan untuk datang, singgah dan bahkan, menetap.

tapi setidaknya, rasa itu.
rasa untuk 'menginginkan kebaikan' itu tetap ada
rasa yang buat manusia tetap menjadi manusia.

somehow itu yang membimbing kita buat 'nemu jalan' jadi yang lebih baik lagi.
thats! the power of kausalitas. masih suka terkesima aja gitu sama hubungan ajaibnya sebab dan akibat.


jadi yah mungkin memang benar, manusia adalah makhluk yang di antara.

Sabtu, 27 Januari 2018

Sabur




aku suka,
menanggalkan kacamataku saat ada kamu didekatku

aku suka,
kenyataan saat yang lain perlahan menyabur
menyisakan bias belasan warna
menanggalkan ratusan terka
menghadapi yang tanda tanya
.
.
.
dengan hanya genggam tanganmu yang mampu,
membimbingku.


Jumat, 26 Januari 2018

1 - 1


Surprise pertamamu...
Berhasil !!

"halo. siang, dengan mba rosa ya? ini saya go food. udah di depan. gabisa kasih tau mba yang kirim siapa. iya saya tunggu"

Hahahaha kamu datang kerumah tanpa ba-bi-bu, langsung aja gitu telpon kaya gapunya dosa wkwk aku percaya lagi!
Dengan gembel belum mandi muka bantal rambut gajelas aku keluar. Ada kamu, cengangas-cengenges. Bisa bisanyaaaaaa hahahahaha padahal ngakunya masih ngeprint di senayan chobakk
Kamu bawain aku cokelat. 2 (sama 1 lagi buat kita makanin). Sesuai janji soalnya aku jadi anak baik -nurut habisin obat, gamakan mi, micin sama yang pedes-pedes (dan yang masi terheran sampe sekarang adalah kenapa aing bisa nurut ama bang toyib satu ini.mejik)- padahal mah kan valentine masih lama ya. Ha! Hahahaha
Dan tiba-tiba kamu beliin juga antis, yang spray. Ini emang cuma antis sih, tapi kok ya aku seneng banget gatau kenapa. Terus kamu bilang:
"Cay, beneran deh. Mulai sekarang kamu harus peduli ya sama kesehatanmu"

Boi, yang kaya begini ini yang bilangnya ga romantis????



Senin, 22 Januari 2018


Kita:

Masing-masing rapuh yang coba saling menguatkan
.
Masing-masing trauma yang coba saling menyembuhkan
.
Masing-masing legam yang coba saling membasuh

dan

Masing-masing bias yang coba saling menjelaskan


Rabu, 17 Januari 2018



mau emang bantuin aku?

kamu mau janji satu hal lagi?

apa?

aku sudah berkomitmen tadi pagi
komitmen ini harus berjalan seiringan, kalau satu jadi pincang

berkomitmen untuk?

berproses denganmu.




hehe.
terimakasih banyak.
jangan bosan-bosan temani aku lho!
mari, menjadi putih sampai kita mengabu nanti
pelan-pelan.
bersama-sama.

one of oca's lifetime wishlist: nonton Timnas langsung ✔

Senin, 08 Januari 2018

Oca's-first-time Journal: Mexican Food



7-9 Januari 2018. Bogor. Dinas pertama oca ditahun 2018 yang sekaligus jadi dinas terakhir di direktorat Investigasi. Well, nanti itu bakalan gue ceritain di kesempatan yang kepisah

Kay, kali ini gue dapet dinas bogor dan untuk pertama kalinya gue beraniin jalan sendiri, literally jalan. Tanpa kendaraan apapun.
Niat awalnya sih cari makaroni panggang, pas liat maps ternyata lumayan deket dari hotel jadi yaudah gas aja gitu kesana tanpa gojek
Modal jeans, tanktop+jaket, dompet, kacamata sama sendal hotel gue jalan. Sebentar doang ternyata gak sampe 15 menit. Tapi emang ya bogor tuh masih banyak pohonnya, nyenengin pokoknya (oh dan tadi dijalan gue ketemu TUPAI! for the very first time.super cuteeeeee huhu)
Terus inget sekalian liat-liat tempat buat makan(iya,sekarang udah ada yang ngingetin makan.maaci lho kamu lho) daan liat tempat lucu ini, namanya Midland Eatery. Tampilan tempat makannya bersemangat(?) karena ijo-ijo tumbuhan bunga" floral gitu, kertas krep warna-warni, bangku-bangku taman dengan tulisan hola kegantung didepannya. Dan gue kaya yang nebak-nebak gitu sambil "ini timur tengah? (keingetnya middle east wkwk) ngaco, kaga. Oke kalo gitu ini western berarti. eh engga engga, apa ini lokalan ya makanannya?. No. Hawaii?. Sumpah sotoy abis pokoknya.
Teruuus akhirnya pas udah duduk dan dikasih menu baru ngeh tjoyyyyy ini ternyata warung makan specialitynya mexican food. Mexico brok mexico. Alejandro tenan.
Asli clueless banget gue gaada bayangan rasa sama sekali karena emang belum pernah sebelumnya makan makanan mexico gini, mana nama menunya aneh aneh, setelah sotoy bolak balik buku menu sambil stay cool akhirnya pasrah trs tanya abangnya "a ini aku bingung pilihnya, yang mana ya yang enak? hehe" dan akhirnya pilihannya jatuh diiii Chicken Enchilada sama minumnya pesen Chocobanana mailuv.
Gak berapa lama, datenglah tuh makanan. Ternyata cuy ena cuy
Jadi dia rasanya kaya apa ya, kaya kebab dikuahin. Kuahnya merah gitu pedes tapi bukan pedes rawit, seger gitu ada asem-asemnya. I bet dia pake jahe dikit sama sereh (anjrit sotoy abis) sama keju tabur tipis-tipis. Isian kebab(?)nya ada suiran dada ayam, paprika dan daun ntah gue gatau itu daun apa tapi fix dia ininih primadonanya. Ini daun yang kasih rasa unik dikeseluruhan hidangan. Rasanya enak. Asli. Beautifully blended in strangely unique way. Ga mahgteg kaya kalo abis makan pasta. Dan chocobanananya yaayaudahlah ya gausah ditanya diamah udah pasti numero uno.

Jadiiiiiiiiii menurut gue. Ini recomended. Harganya gak mahal mahal banget. Tempatnya lucu. Makanannya enak dan yang jelas nunggunya gak terlalu lama. Bener gitulho bersih, bahan makanannya juga bukan bahan" yang layu gak seger gitu.

nih pips gambarnya


Dan yak jadi disinilah gue, 15:55 WIB 8 Januari 2018
Sore-sore sendirian di Midland Eatery (sendirian dalam arti yang harafiah, karena pengunjungnya gue doang) ditiup angin sepoi sepoi menikmati sepiring Chicken Enchilada dengan latar suara kendaraan diluar sana yang ga putus-putus tapi surprisingly menenangkan, didepan dua lasagna gulung yang baru aja gue beli, dengan masih ngawang-ngawang gue baca ulang chat per-rotasi-an ini sambil bengong meratapi nasib. Narik napas panjang dan......pasrah
"Okay life, you win. bring it on. what-the fuck-ever you want. surprise me. and i'll give you my best. I'm ready"


Sabtu, 06 Januari 2018


..aku gatau sih, kamu mau aku ada atau engga,nemenin kamu
pasti menyenangkan, dipilih kamu
aku gatau kamu mikir apa tentang aku. kamu mikir aku berlebihan ya?
aku gatau sih, ada kesempatan atau engga nantinya aku dan kamu jadi kita
karena akupun sebenarnya gatau apa yang sebenernya aku mau
cuma yah sepertinya menyenangkan, bisa terus-terusan sama kamu..


just maybe,
it's not about the happy ending.
maybe it's all about the story.

what others called "first love" "hero", something like that





ok. here we go
ntah ini harus dimulai darimana


Meet him. The one who I called 'amu'
Dia. Orang yang setengah mati gue benci. Tapi dia juga orang yang setengah mati pingin gue liat senyum bangganya liat apapun yang udah gue capai.
Apapun yang dia minta, selalu, sangat amat pingin gue penuhin. mati-matian.

Beberapa tahun ini gue bersikap sangat sangat annoying ke dia
Gue berhenti ngechat dia duluan. Berhenti cari topik obrolan. Jangankan cerita, gue bahkan berhenti ngomong apapun kecuali yang emang penting dan dia tanya duluan.
Percaya apa engga, berada dalam satu ruangan yang sama sama diapun gue keganggu. Separah itu.

Selalu ada aja alasan gue berhenti setiap kali gue berencana damai sama dia.
Gue marah. Gue kecewa. Dan cara protes yang gue pilih adalah diam. Karena sebaik-baiknya protes adalah dengan tidak bersuara. Dengan abai. Dengan apatis.
Dengan tidak bercerita apapun, dengan tidak mendengarkan apapun.

Mu, sadar gak aku lagi protes?


Protes gue berlangsung lama. Cukup lama, sampai akhir tahun kemarin gue baru sadar kalau ternyata dia kehilangan beberapa kilo berat badannya. Gue baru sadar kalo mukanya lebih pucet dari apa yang bisa gue inget. Gue juga gainget kapan dia punya luka dikakinya. Dan sejak kapan rambut putihnya lebih banyak dari rambut hitamnya? Dulu bukannya rajin semiran sekalian cukur rambut? Dan kapan terakhir kali dia potong rambut? Kok sampe panjang gini.tumben.

Dan tiba-tiba, ntah darimana serasa ditabrak sama pertanyaan
"sampe kapan?"
Oke dia salah. Tapi sampe kapan? 23 tahun, dan lo gabisa memperlakukan dia dengan baik?
Wake up. Before you fuckin ruin everything. Again. Kali ini, sekali ini aja, jangan kacauin apapun ca.

Kamis, 04 Januari 2018


you.your smile (oh that gap between your teeth).my kind of endorphin